Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2011

Tidak Tahu

Tetapi aku tidak tahu ternyata usia 38 itu terasanya seperti ini. Juga aku tidak tahu ternyata beginilah kehidupan sehari-hari sebagai pengajar, penulis, dan pengkaji filsafat. Begitupun bayanganku tentang mereka yang menginjak fase lansia. Mereka tidak tahu bahwa usia 70 itu rasanya seperti itu. Begitupun bayanganku tentang para koruptor saat tertangkap. Mereka tidak tahu bahwa menjadi koruptor yang tertangkap itu rasanya seperti itu. Kita lebih banyak tidak tahu tentang segala sesuatu, tidak tahu sampai benar-benar merasakannya. Berada di dalamnya .  Bayanganku tentang masa tua adalah selalu ketakutan. Kecemasan karena kian dekat dengan kematian. Namun aku tidak tahu. Mungkin mereka malah bahagia. Buktinya banyak diantara mereka yang semakin bersemangat, kian giat berkarya, atau menjalani hari-hari yang santai tanpa ambisi selayaknya di masa muda. Aku tidak tahu rasanya menjadi mereka. Mereka sendirilah yang tahu rasanya bagaimana menjadi tua. Karena mereka ada di dalamnya .  Tetapi

Kekuasaan di Sekitar Kita

Tadi, setelah menonton ulang The Matrix, saya melakukan beberapa perawatan pra-nikah yang wajib dijalankan oleh sebab disuruh oleh otoritas bernama orangtua. Dalam The Matrix saya menemukan adanya konsep "kekuasaan di sekitar kita", yang sesungguhnya membuat konsep kehendak bebas manusia menjadi sia-sia. Tadinya saya tidak paham-paham amat, sebelum akhirnya terjawab langsung lewat perawatan pra-nikah tersebut. Perawatan yang saya lakukan adalah membersihkan wajah atau kita sebut saja secara trendi dengan facial. Sebetulnya saya tidak suka, karena ternyata sakit bukan main. Saya anggap para facialist adalah orang masokis: mereka menikmati kesakitan. Namun sebagai budak lembaga bernama pernikahan, saya taat saja demi kelancaran bersama. Setelah konsultasi dengan dokter, apa yang terjadi berikutnya adalah vonis yang menyebutkan bahwa wajah saya harus dilaser. Saya ditidurkan di suatu ruangan, diberi kacamata anti radiasi, ditutup kupingnya, dan sayup-sayup terdengar suara dokte

Pembacaan Film Cast Away (2000)

Cast Away adalah film tahun 2000 yang disutradarai oleh Robert Zemeckis. Peran utama film ini diperankan oleh Tom Hanks sebagai Chuck Noland yang bekerja sebagai supervisor di jasa pengantaran FedEx. Pada suatu perjalanan menuju Malaysia, pesawat barang yang ditumpangi Chuck jatuh di Samudera Pasifik dan menyebabkan ia terdampar di suatu pulau. Di pulau tak berpenghuni tersebut, ia bertahan hidup selama empat tahun sebelum ditemukan oleh sebuah kapal besar lewat sebuah perjuangan membuat rakit hingga ke laut lepas. Selain kepandaian Zemeckis dalam mengambil gambar, film ini juga menyuguhkan beberapa makna yang bagi saya cukup filosofis, inilah dia poin-poinnya: Wilson si Bola Voli Pada momen ketika Chuck merasa kesepian, ia menemukan "teman" dalam diri bola voli yang kebetulan ikut terdampar di dalam bungkus paket FedEx. Ketika Chuck berusaha membuat api dengan menggesekkan kayu, tangannya terluka sehingga ia merasa kesal dan melampiaskannya dengan melemparkan bola ters

Guido Orefice

  Barangsiapa yang sudah pernah menonton film Life is Beautiful (La vita è bella) keluaran tahun 1997, maka katakanlah apakah itu film tragedi atau komedi? Film karya Roberto Benigni berlatarbelakang holocaust tersebut berkisah tentang seorang pria Yahudi bernama Guido Orefice (diperankan oleh Benigni sendiri) yang menikah dengan wanita non-Yahudi bernama Dora (diperankan oleh istri Benigni, Nicoletta Braschi). Beberapa tahun kemudian setelah mereka mempunyai anak berumur empat bernama Giosuè, PD II dimulai dan orang-orang Yahudi digiring ke kamp konsentrasi. Guido dan Giosuè digiring sedangkan Dora tidak karena ia bukan Yahudi. Namun Dora memohon diri untuk diikutsertakan ke kamp konsentrasi. Di kamp konsentrasi tersebut, Guido mencoba sekuat tenaga agar anaknya tidak tahu bahwa apa yang sedang dialaminya ini adalah sesuatu yang pedih. Holocaust sebagai salah satu lapang pembantaian massal terbesar dalam sejarah disulap Guido menjadi " game untuk mendapatkan seribu poin denga

Metafisika

Entah benar atau tidak, tapi boleh kita percaya agar pembahasan ini menjadi menyenangkan: Istilah metafisika terjadi oleh sebab sesuatu yang tidak sengaja. Ketika Aristoteles sedang menyusun buku-bukunya di rak, asistennya meletakkan buku yang berisi tentang segala sesuatu yang di luar kenyataan seperti prinsip pertama dan pengertian tentang ada (being qua being) setelah buku bertitel 'Fisika'. Atas ketidaksengajaan itulah, buku tersebut dinamai 'Metafisika'. 'Metafisika' berarti sesudah 'Fisika', yang memang secara harfiah betul-betul buku yang ditempatkan setelah buku 'Fisika' di rak Aristoteles. Istilah tersebut jadi terus menerus dipakai untuk menyebut segala sesuatu tentang yang di luar atau di belakang dunia fisik. Agak sulit untuk menjelaskan secara presisi tentang apa itu metafisika (tentu saja metafisika dalam arti istilah yang berkembang melampaui rak buku Aristoteles), maka itu alangkah baiknya kita simak beberapa contoh upaya untuk me

Page Turner

  Pernahkah melihat, dalam sebuah konser musik klasik, pianis ditemani seseorang di sebelahnya? Orang tersebut bertugas membalikkan halaman pada partitur si pianis. Kenapa? Jawabannya mudah, karena si pianis tentu saja sibuk dengan kedua tangannya yang menari di atas tuts. Orang tersebut dilabeli sebagai page turner. Sebuah pekerjaan yang pernah saya tertawa geli melihatnya, karena dalam benak saya kerap tersirat pertanyaan konyol, "Apa yang terjadi jika dua halaman sekaligus dibalik?" atau "Apa yang terjadi jika halamannya terlipat?" Pokoknya saya menuduh profesi page turner ini sebagai lelucon saja, dan menunjukkan eksklusivitas piano (karena hanya piano yang menggunakan page turner, instrumen lain tidak. Walaupun kita tahu di semua instrumen, membalikkan halaman adalah juga pekerjaan sulit). Rupanya saya terkena apa yang disebut anekdot Sunda sebagai dipoyok dilebok , yang diejek ia makan sendiri. Tanggal 3 Desember di Surabaya, saya ditunjuk jadi page turner .