Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Psychologismus-Streit dan Asal-Usul Perpecahan Aliran Kontinental dan Analitik dalam Filsafat

  Di akhir abad ke-19, diawali dari usaha pemisahan psikologi dari filsafat, muncul istilah Psychologismus-Streit atau "perselisihan psikologisme". Apa itu psikologisme? Psikologisme adalah pandangan bahwa segala konsep/ gagasan dalam filsafat (batasan pengetahuan, sistem logika, dan lain-lain) dapat ditarik penjelasannya pada pengalaman mental atau proses psikologis (Vrahimis, 2013: 9). Posisi psikologi yang kian mantap dengan penelitian empiriknya membuat filsafat mesti mendefinisikan kembali tugas dan posisinya: jika segala problem filsafat bisa direduksi pada aspek mental, masih adakah sesuatu yang disebut sebagai filsafat "murni"?  Menariknya, perselisihan ini tidak hanya di ranah perdebatan intelektual, tapi juga terbawa-bawa hingga ke ranah politik. Pada tahun 1913, 107 filsuf, beberapa diantaranya adalah Edmund Husserl, Paul Natorp, Heinrich Rickert, Wilhelm Windelband, Alois Riehl, dan Rudolf Eucken menandatangani petisi yang menuntut menteri kebudayaan Jer

Pekerjaan Rumah

  Dari mulai tanggal 23 Desember 2015 hingga 2 Januari 2016 kemarin, saya ditinggal sendirian di rumah. Istri dan anak berlibur ke Jakarta. Meski demikian, tinggal sendiri ini bukan semata-mata karena keterpaksaan. Saya pribadi memilih untuk sendirian, alih-alih tidur di rumah orangtua yang jelas lebih nyaman dan tak perlu memikirkan kebersihan, kunci-kunci, lampu-lampu, makan pagi hingga malam, dan sebagainya. Mengapa saya memilih untuk sendirian? Alasannya sederhana -tapi bisa juga dikatakan rumit-: Saya ingin merasakan mengurus rumah seorang diri. Semoga dengan demikian, bisa timbul empati pada istri yang sehari-hari memang memfokuskan kegiatannya pada pekerjaan rumah tangga. Ternyata memang saya rasakan pekerjaan rumah ini sungguh tidak ada habisnya. Sebelum tidur harus menutup korden, menyalakan lampu, dan memastikan pintu terkunci. Bangun tidur, saya harus melakukan hal yang sebaliknya. Perut lapar, hidangan tidak langsung terhidang. Saya harus menanak nasi, menyiapkan wajan